Wednesday, April 29, 2020

10 Kunci Emas yang Mengubah Orang Miskin Menjadi Kaya Raya


Di tengah kecemasan pandemi virus Corona, saya mencoba mengamati peristiwa-peristiwa  yang beredar di tengah-tengah masyarakat kita. Mulai dari yang panik hingga melakukan aksi borong sembako. Sampai yang resah karena kehabisan duit untuk membeli sembako. Ada pula, yang ribut di media sosial yang mengkritik habis, bahkan yang mencaci maki kesigapan pemerintah dalam menanggulangi peristiwa “fenomenal” ini.

Saya sendiri mencoba menanggapi setiap persoalan dengan santai dan bersyukur saja. Lah kok? Apanya yang lah kok-lah kok sih ?!  Ok. Biar tidak kaget terus, akan saya jelaskan sejelas-jelasnya. Anda harus sepakat dengan saya, bahwa setiap  persoalan bersama dengan hikmah positif di baliknya. Gak percaya nih? Coba Anda pikir pakai akal sehat, saya sarankan jangan pakai otak sinting, ketika fenomena Corona menggelegar, masker pada habis, handsanitizer ludes, vitamin C mahal dan harga jeruk jadi naik. Coba kalau Anda peka, ketika virus sudah mulai menjalar ke seluruh negara, Anda nyetok atau bergerak mencari pabrik masker, beli sajalah satu truk masker. Jual saat pandemi sudah mulai ramai kerena ternyata Mbak Corona ini masuk juga ke Indonesia yang katanya kebal-kebal. Berapa coba keuntungannya? Jutaan kan? Anda sih ngeluh mlulu gak peka! Itu baru satu contoh kecil.
Bagi saya pribadi, pandemi Corona malah membarikan kebahagiaan tersendiri, karena kebetulan saya kerja di sektor formal. Tapi bukan pegawai negeri, orang menyebutnya pegawai swasta. Jadi ekonomi tidak terlalu terdampak karena saya masih dibayar oleh kantor. Pada saat pemerintah menggalakkan berdiam diri di rumah. Kerja di rumah saja. Saya baik-baik saja. Walaupun sebenarnya, juga kasihan ngeliat para tetangga yang penghidupannya kerja di sektor non-formal. Tidak bisa dipaksakan kerja di rumah.

Bahagianya begini, jadi lebih banyak waktu bersama anak dan istri di rumah. Bercengkrama dengan mereka. Menemani anak bermain. Bahkan masak bareng. Bagi saya ini sudah kebahagiaan yang luar biasa dan patut disyukuri. Apalagi pekerjaan kantor bisa dilaksanakan secara online. Wis dech, seneng pokoknya. Klo istilahnya orang kaya, punya kebebasan waktu. Tapi baru sedikit. Hehehe.

Tapi bukan ini yang ingin saya sampaikan. Ini hanyalah deskripsi pembuka saja. Karena terlanjur keceplosan, sekalian saya tanya. Dalam kondisi panik nich, enakan mana melakukan aksi beli sembako untuk setahun atau pusing nyari duit dan kemudian menerobos bahaya Corona cari duit untuk membeli sembako ? Tentunya, saya tidak perlu menjelaskan pilihan mana yang terbaik, karena kita semua sudah tahu pilihan mana yang lebih enak. Dan jawabannya juga berkenaan dengan kaya dan miskin.

Saya tidak akan menjelaskan betapa nikmatnya menjadi orang kaya, karena semua orang sudah mengetahuinya. Yang perlu saya sampaikan, adalah kaya dan miskin hanyalah sebuah akibat dari pola pikir dan mentalitas yang dimiliki orang tersebut. Milikilah mentalitas kaya, maka lambat laun Anda pun akan menjadi kaya.

Terinspirasi dari dari tulisan  T. Harv Eker dalam sebuah karya Secret of The Millionaire Mind (Rahasia Pola Pikir Para Millioner), yang direpost oleh Wilnov.com edisi Wednesday, April 8, 2020. Ada 17 perbedaan cara berpikir dan berprilaku orang kaya, sehingga mencapai kekayaan dan cara berpikir orang  miskin, sehingga melarat. Saya tidak akan menyampaikan semuanya, hanya akan menuliskan sebagian perbedaan yang dianggap paling penting saja. Dan mengadaptasi sesuai dengan pemikiran saya.


1.            Orang Kaya Meyakini Dialah yang Mengendalikan Kehidupannya

Orang kaya berpikir bahwa merekalah yang menentukan kehidupan sendiri. Merancang kehidupan seperti yang diinginkan. Memperjuangkan kemauan dengan gigih sampai terwujud. Termasuk tujuan finansial (keuangan) mereka.

Kekayaan adalah hak semua orang. Hak mereka. Mereka merasa layak untuk mendapatkannya. Dan yang paling penting mereka memperjuangkannya. Menyingkirkan hambatannya. Termasuk mentalitas yang tidak benar di dalam dirinya.

Kalau ternyata usaha masih gagal, mereka tidak bersembunyi. Menerima kenyataan dan mencari solusinya. Terus belajar apa yang harus diperbaiki? Mentalitasnya, strategi dan yang lainnya. Tidak buang-buang waktu untuk berkeluh kesah. Hanya fokus pada solusi untuk mencapai kekayaan yang diinginkan.


2.            Orang Kaya Berpikir Besar

Hidup ini bebas memilih. Pilihan Anda menentukan masa depan. Kaya, miskin atau biasa saja. Nah orang kaya memilih untuk memikirkan hal-hal yang besar. Sehingga berpengaruh pada kesuksesan yang besar pula.

Orang miskin berpikir kecil. Bermain dalam permainan kecil. Mimpinya kecil. Bahkan dari saking kecilnya, mereka takut untuk sukses, karena tidak kuat menghadapi resiko kegagalannya. Dan hanya fokus pada masalahnya, bukan solusinya.


3.            Orang Kaya Berkomitmen Untuk Menjadi Kaya

Membangun kekayaan yang berlimpah ruah, tidak cukup hanya dengan ingin, tapi keharusan. Hampir semua orang ingin kaya, tapi tidak berkomitmen dengan prosesnya. Jika mau kaya raya, Anda harus meningkatkan motivasi dari ingin manjadi harus kaya.
Komitmen ini akan membuat Anda tetap dalam rel yang tepat untuk terus menuju pada kekayaan. Sehingga tidak kenal lelah untuk meningkatkan pendapatan. Terus disiplin dalam memenej keungan. Dan kekayaan hanyalah tinggal menunggu waktu.


4.            Orang Kaya Fokus Pada Peluang

Dalam membangun kekayaan, orang kaya akan dihadapkan pada persoalan mengambil peluang dan meminimalkan resiko kegagalan. Mereka memilih memanfaatkan peluang sebaik mungkin. Melakukan tindakan sebaik yang bisa dikerjakan. Bukan berarti tidak takut akan resiko kegagalannya. Resiko kegagalan tetap dipikirkan, tapi tidak sampai menghalangi mereka untuk mengambil peluang yang lebih besar. Dipikirkan hanya sebatas untuk menanggulangi saja.

Mental miskin akan memilih sebaliknya. Ketika dihadapkan pada peluang dan resiko, mereka fokus akan resikonya, sehingga mengabaikan peluangnya. Ketakutan mereka akan resiko, membuat mereka tanpa sengaja tidak melakukan apa-apa. Peluang lewat begitu saja. Maka jangan heran, dari waktu ke waktu, hari ke hari, minggu ke bulan dan tahun ke tahun, hidup mereka jalan di tempat. Bahkan mengalami kemunduran.


5.            Orang Kaya Bergaul dengan Orang Positif dan Sukses

Untuk mencapai kesuksesan, seseorang butuh energi dan menjaga motivasi agar tetap semangat dan tegar dalam proses mewujudkan kekayaan. Bergaul dengan orang yang positif akan tertular energi positifnya. Bergaul dengan orang yang sudah sukses, maka akan terpengaruh sedikit banyak dengan ilmu dan kiat kesuksesannya. Orang kaya menemukan blue print tentang cara mendapatkan kekayaan dari orang kaya sebelumnya, serta berusaha meniru langkah-langkahnya. Orang kaya akan mengapresiasi kesuksesan yang telah diraih oleh orang lain.

Salah bergaul hanya akan menjadi petaka bagi masa depan mereka. Bergaul dengan orang negatif, hanya akan menularkan energi negatif. Menghilangkan optimisme yang seharusnya tetap dijaga, agar  terus menemukan cara-cara yang kreatif untuk terus memperbanyak pundi-pundi kekayaan. Hindari bergaul dengan orang negatif kalau memang mau mencapai kekayaan yang diimpikan. Karena tanpa sengaja, mereka akan memadamkan semangat Anda.
                             

6.            Orang Kaya Lebih Besar daripada Masalah mereka

Masalah tidak pernah sirna dalam kehidupan ini. Orang kaya akan lebih besar dari masalah mereka. Maksudnya, ketika masalah datang, selalu menemukan cara untuk menyelesaikannya. Tidak takut menghadapi masalah, apalagi bersembunyi. Memilih menghadapi dan menyelesaikannya.

Orang kaya senantiasa mengembangkan diri. Menambah skillnya setiap saat. Memperbaharui wawasannya. Meningkatkan pengetahuannya. Sehingga masalah yang datang tidak lebih besar dari dirinya, karena solusi sudah akan dipikirkan dan ditemukannya.

Orang miskin berpikir sebaliknya. Masalah selalu lebih besar daripada dirinya. Memilih menghindarinya, walau sebenarnya masalahnya hanya sebatas rintangan untuk mencapai sesuatu yang lebih besar manfaatnya. Oleh karena itu, orang miskin akan tetap dengan kemiskinannya, dan orang kaya akan bertambah dengan kekayaannya. Seiring dengan berjalannya waktu.

7.            Orang Kaya Penerima yang Luar Biasa

Orang kaya senantiasa berpikiran terbuka. Peka terhadap perubahan dan perkembangan. Sehingga mau belajar dari siapa dan apa saja. Karena setiap peristiwa ada sisi baik dan buruknya.

Orang kaya memahami kelebihan dan kekurangan dirinya. Mengembangkan kelebihannya shingga menjadi keahlian. Serta terus menggali potensi-potensi yang ada pada dirinya. Mengeksploitasi sedemikian rupa, sehingga menjadi nilai tambah bagi dirinya.

Sebaliknya, orang miskin berpikiran tertutup. Bahkan 90% orang, menganggap diri mereka tidak cukup bagus. Anggapan dan penilaian tersebut terus ditanamkan terus menerus kedalam dirinya, dan masuk ke alam bawah sadarnya. Hal ini menyebabkan ia menjadi penerima yang buruk. Tidak mau belajar memperbaiki dan fokus pada kelebihannya. Maka terwujudlah apa yang dipikirkan. Yaitu menjadi pribadi yang tidak bagus, karena anggapan dirinya sendiri.

Maka jangan heran, orang kaya akan terus bertambah kaya dan orang miskin akan tetap stagnan dalam kehidupannya. Bahkan akan digilas oleh perkembangan zaman. Sikap dan pola pikir akan menentukan masa depan.


8.            Orang Kaya Fokus Pada Aset Mereka

Orang miskin dan kelas menengah fokus kepada pendapatan dari pekerjaan mereka. Sehingga mereka hanya memiliki aset yang rendah bahkan tidak memilikinya. Hasil kerja keras mereka hanya habis untuk membiayai gaya hidup saja.

Orang kaya fokus pada aset mereka dan mengembangkannya. Meluangkan waktu untuk terus belajar meningkatkannya. Kalau perlu melipatgandakannya.

Meningkatkan aset preoritas utama. Terus belajar tentang investasi dan melakukannya. Sehingga dengan sendirinya, sebagai akibatnya pundi-pundi kekayaan terus mengalir dalam kehidupannya.


9.            Orang Kaya Mengelola Uang Mereka dengan Baik

Orang kaya tidak lebih cerdas dari orang miskin. Yang membedakan hanyalah, cara mengelola uangnya. Kebiasaan mereka mengelola uang lebih baik dari orang miskin.

Pada awalnya, bisa saja orang kaya dan miskin memiliki penghasilan yang sama atau bisa jadi lebih banyak si miskin. Akantetapi, pola dan kebiasaan si kaya dalam mengatur keuangan sedemikian rupa membuatnya berbeda dan lebih baik.

Si kaya memulai dengan mengelola uang dengan baik, maka sebagai akibatnya, memiliki lebih banyak uang untuk dikelola. Sebaliknya, para miskin, tidak memiliki kebiasaan dan pola yang baik dalam mengelola uang, berdampak kemudian tidak punya banyak uang untuk dikelola seiring berjalannya waktu.

Jadi, mulailah dengan mengelola uang dengan baik dan bijak, maka situasi keuangan akan berubah dengan berjalannya waktu. Situasi dan kondisi perekonomian akan berbalik. Silahkan dipraktikkan.


10.        Orang Kaya Terus Menerus Belajar dan Tumbuh

Pada dasarnya manusia lahir ke dunia, dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Terlahir dalam keadaan miskin, dalam bingkai pemahaman, bahkan tidak punya pakaian sehelaipun. Dari saking miskinnya tentunya. Hehehe.
Di kemudian hari, tahu-tahu orang-orang menggolangkan manusia ada yang kaya dan miskin. Dipersempit saja pengertiannya, harta. Tentunya seseorang menjadi kaya atau miskin memiliki sebab musababnya. Salah satu yang mendorong seseorang menjadi kaya raya adalah terus belajar dan bertumbuh. Belajar dalam arti yang lebih luas ya, bukan hanya di bangku sekolah, itu hanya salah satunya.

Sederhananya orang kaya terus belajar untuk terus meningkatkan kompetensinya. Memperluas wawasannya. Memperbaiki mentalitasnya. Memperbaiki pergaulannya. Bahkan belajar sesuatu yang sama sekali baru, namun bermanfaat dan menentukan untuk masa depannya.
Orang miskin kebalikannya. Mereka merasa sudah tau semuanya. Mencoba membuktikan bahwa mereka benar. Sebagai akibatnya, mereka akan tetap di posisinya saat ini dan begitu seterusnya. Sampai mereka mau membuka pemikirannya dan belajar lebih baik lagi.

Salah satu ungkapan Harv Eker “ Anda bisa benar atau Anda bisa kaya, tetapi Anda tidak bisa keduanya”. “Benar” dalam arti mempertahankan cara lama Anda dalam berpikir dan bertindak, yang membuat Anda berada dalam posisi yang sekarang. Orang kaya memahami urutan untuk sukses : ‘Jadilah, Lakukan dan Milikilah’. Orang miskin dan kelas menengah percaya bahwa urutan untuk sukses : ‘Milikilah, Lakukan dan Jadilah.’

Demikianlah sepuluh kunci emas yang akan mengubah si miskin menjadi super kaya. Milikilah cara berpikir dan bertindak orang orang kaya, Anda akan menjadi kaya, cepat atau lambat. Sebaliknya, jika berpikir dan bertindak seperti pola pikir dan kebiasaan bertindak oaring miskin, cepat atau lambat Anda akan menjadi seperti yang dipikirkan. Salam kaya raya dekat dengan yang Maha Kuasa !



Diadaptasi oleh:

Tholibul Khair MVB





Pengamat yang memfokuskan pandangan
pada perkembangan ilmu menjadi kaya raya 
dari pakar dan praktisi bisnis sukses serta terbukti

No comments: